Serpihan momentum lama,
seperti baru semalam berkecai,
lebur dimamah waktu yang terus berlalu,
punah segala harapan dan impian,
ibarat kerikil di laut yang semakin terhakis...
Janji yang terpatri,
seperti pasir di pantai,
tatkala ombak menerpa ia terus terpadam,
dan laungan rindu pergi bersama angin...
Monday, August 31, 2009
Saturday, August 22, 2009
Ramadhan
Friday, August 21, 2009
Nyalakan kembali unggun api patriotisme!
Setelah berdekad mengecap kemerdekaan,
kita seperti kacang lupakan kulit,
lupa pada perjuangan lampau,
lupa pada penjajahan berdarah,
lupa pada asal usul,
lupa pada identiti,
lupa segala-galanya...
Pada kita tarikh 31 Ogos
ibarat perayaan yang mesti diraikan setiap tahun,
bendera Malaysia mesti dikibarkan,
tapi,
sejauhmanakah penghayatannya?
Sekadar melepaskan batuk di tangga?
atau seperti enau dalam belukar melepaskan pucuk masing-masing?
Kita tidak ubah seperti emak si randang,
anak dipangku diletakkan,
kera di hutan disusui,
pemikiran kita masih dijajah
budaya barat jadi ikutan,
budaya timur dikatakan kuno?
Sampai bila bermuka dua?
sampai bila seperti kera mendapat bunga?
ayuh!
kita nyalakan kembali unggun api patriotisme!
Kita seru semangat Antanom,Dato Bahaman,
Rentap,Tok Janggut,
Kita nyahkan anasir luar!
dari merampas kembali tanah air tercinta!
kita seperti kacang lupakan kulit,
lupa pada perjuangan lampau,
lupa pada penjajahan berdarah,
lupa pada asal usul,
lupa pada identiti,
lupa segala-galanya...
Pada kita tarikh 31 Ogos
ibarat perayaan yang mesti diraikan setiap tahun,
bendera Malaysia mesti dikibarkan,
tapi,
sejauhmanakah penghayatannya?
Sekadar melepaskan batuk di tangga?
atau seperti enau dalam belukar melepaskan pucuk masing-masing?
Kita tidak ubah seperti emak si randang,
anak dipangku diletakkan,
kera di hutan disusui,
pemikiran kita masih dijajah
budaya barat jadi ikutan,
budaya timur dikatakan kuno?
Sampai bila bermuka dua?
sampai bila seperti kera mendapat bunga?
ayuh!
kita nyalakan kembali unggun api patriotisme!
Kita seru semangat Antanom,Dato Bahaman,
Rentap,Tok Janggut,
Kita nyahkan anasir luar!
dari merampas kembali tanah air tercinta!
Tuesday, August 11, 2009
Friday, August 7, 2009
Monolog keinsafan...
Sedih melihat dunia yang semakin tua,
kemungkaran semakin mengilai,
pilu melihat mereka yang teraniya,
hidup mereka diselubungi kegelapan,
angkara manusia bernafsu binatang...
Kemanusiaan semakin hilang,
bayi yang tidak berdosa menjadi mangsa,
terbuang di pembuangan sampah,
alangkah kejamnya si ibu,
sanggup melempar si anak yang berlumpuran darah,
lemas dalam plastik hitam,
dan lalat menghurungi,
biawak menerkam,
heboh satu dunia,
penemuan yang tidak disangka,
menyayat perasaan...
Dunia menjerit lantang,
melihat perangai manusia yang semakin rakus,
mengejar kemewahan bangga dengan kemaksiatan,
andai pokok-pokok bersuara,
sudah pasti semua kejahatan terbongkar,
andai semua benda konkrit bersuara,
adakah manusia berhenti melakukan dosa?
kemungkaran semakin mengilai,
pilu melihat mereka yang teraniya,
hidup mereka diselubungi kegelapan,
angkara manusia bernafsu binatang...
Kemanusiaan semakin hilang,
bayi yang tidak berdosa menjadi mangsa,
terbuang di pembuangan sampah,
alangkah kejamnya si ibu,
sanggup melempar si anak yang berlumpuran darah,
lemas dalam plastik hitam,
dan lalat menghurungi,
biawak menerkam,
heboh satu dunia,
penemuan yang tidak disangka,
menyayat perasaan...
Dunia menjerit lantang,
melihat perangai manusia yang semakin rakus,
mengejar kemewahan bangga dengan kemaksiatan,
andai pokok-pokok bersuara,
sudah pasti semua kejahatan terbongkar,
andai semua benda konkrit bersuara,
adakah manusia berhenti melakukan dosa?
Kebosanan bermaharajalela...
Tika kebosanan melanda,
Fikiran jadi haru biru,
Mencoret apa yang terlintas,
Sehingga menjadi bait-bait puisi,
Entah kritis atau puitis,
Kerana ia tertulis dalam kebosanan...
Pusing kanan kiri masih juga begitu,
Fikiran jadi haru biru,
Mencoret apa yang terlintas,
Sehingga menjadi bait-bait puisi,
Entah kritis atau puitis,
Kerana ia tertulis dalam kebosanan...
Tika kebosanan menerjah,
Semuanya berserabut menjadi kabut,
Pandang sana sini semuanya sama,Pusing kanan kiri masih juga begitu,
bersimpang siur akalku berputar...
Suara hatiku menjerit,
Bergema dalam gua halkum,
Menghalau segala kebosanan,
Menyeru aura ketenangan,
Agar kebosanan tidak terus bermaharajalela,
Menyelubungi kamar hatiku...
Bergema dalam gua halkum,
Menghalau segala kebosanan,
Menyeru aura ketenangan,
Agar kebosanan tidak terus bermaharajalela,
Menyelubungi kamar hatiku...
Thursday, August 6, 2009
Puisi Cinta
Cinta...
Amat payah dimengertikan,
Sulit untuk difahami,
Sukar untuk diterangkan...
Namun,
Semua insan pernah merasai,
Mencintai dan dicintai,
Merindui dan dirindui,
Melukai dan dilukai...
Tapi,
Yang pastinya,
Cinta itu mematangkan fikiran,
Meleraikan kekusutan,
Meniupkan semangat,
untuk melalui hari-hari yang mendatang...
Amat payah dimengertikan,
Sulit untuk difahami,
Sukar untuk diterangkan...
Namun,
Semua insan pernah merasai,
Mencintai dan dicintai,
Merindui dan dirindui,
Melukai dan dilukai...
Tapi,
Yang pastinya,
Cinta itu mematangkan fikiran,
Meleraikan kekusutan,
Meniupkan semangat,
untuk melalui hari-hari yang mendatang...
Saturday, August 1, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)